Sabtu, 07 Januari 2012

UNTUK PEREMPUAN


KAMI WANITA
KAMI BUKAN KAUM LEMAH
KAMI MEMPUNYAI IMPIAN
AIR MATA INI BUKANLAH MOMOK
AIR MATA INI ANUGERAH KAMI
AIR MATA INI KEKUATAN KAMI

Kali ini aku akan mereview sedikit tentang film singkat yang pernah aku tonton. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang wartawan, sebut saja Ani. Ani sendiri hidup di kalangan abdi dalem. Kelahirannya tidak diinginkan oleh Ayahnya, karena Ayahnya menginginkan anak laki- laki. Keadaan tersebut yang mendasarinya untuk menjadi seorang wartawan. Dia lebih intens untuk menangani kasus- kasus ketidakadilan pada perempuan. Singkat cerita dia bertemu dengan salah seorang ibu rumah tangga, sebut saja Lia. Lia baru saja ditinggal suaminya dan bayinyanya dibawa paksa oleh suaminya. Dahulu Lia adalah seorang model. Dia tidak menyangka kehidupannya akan menjadi hancur berantakan. Berawal dari kasus pemerkosaan pada dirinya yang membawa Lia dalam pernikahan tanpa landasan cinta. Lia menikah dengan suaminya untuk menutupi kehamilannya. Lia harus melayani kebutuhan seksual suaminya meskipun sebenarnya dia tak menginginkannya dan setiap hari dia harus bekerja membanting tulang untuk membiayai hidup keluarganya. Kenapa bukan suaminya? Suaminya hanya bisa berjudi dan jajan di pelacuran.Lia berusaha meminta cerai namun suaminya tidak mau menceraikannya.Suatu malam suaminya membawa pulang seorang wanita tuna susila sebut saja Dini, seorang gadis cantik berumur tujuh belas tahun yang dijual oleh Ayahnya untuk menutupi hutang- hutang keluarganya. Gadis itu hanya menatap Lia yang sedang menangis karena kelakuan suaminya dengan tatapan kosong dan datar. Gadis itu mendekati Lia dan berkata, "Mbak, ajari aku untuk menangis....".Beban yang harus ditanggung gadis itu membuatnya tidak bisa meneteskan air mata, karena baginya ini semua adalah takdir, dia sudah pasrah.
Kisah nyata tiga orang perempuan yang tidak berdaya hingga membawa mereka dalam ketidakberuntungan dan ketidakadilan. Memang tidak semua perempuan mengalami hal- hal seperti yang digambarkan pada film tersebut. Namun tidak jarang juga perempuan mengalami hal yang hampir sama dengan film tersebut. Apakah semua perempuan akan mengalami ketidakadilan???
TIDAK...
Lalu bagaimana cara mereka agar terhindar dari segala ketidakadilan?
Perempuan harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dan advokasi yang baik dengan partner mereka.Perempuan harus BERANI dan MAMPU membuat kesepakatan- kesepakatan yang adil dengan partner mereka. Adil di sini bukan berarti nantinya hanya akan menguntungakan kaum perempuan saja, tapi juga harus menguntungkan kedua belah pihak.
Ingatlah bahwa kita bukanlah kaum lemah. Perasaan memang mendominasi kita, namun jadikan hal tersebut sebagai kekuatan kita bukan kelemahan kita.

TERIMA KASIH

Template by:
Free Blog Templates