Rabu, 07 Maret 2012

Potret Sanitasi

Selamat malam sobat blogger. Lamaaaa sekali tak jumpa dengan sobat semuanya dan saya baru sadar ternyata saya belum update artikel selama seminggu. Lama sekaliiiii #hosh
Memang lama sekali ternyata dan saya mengucapkan beribu- ribu kata maaf atas kelalaian saya untuk mengupdate artikel di blog saya


http://lh4.ggpht.com/_GsDH4fDmdUM/Sl0J9ApS9hI/AAAAAAAAATA/dp1GeAPZuvM/bEBERAPA_POTRET_SANITASI_KITA%5B7%5D.jpg

Kembali fokus pada artikel yang akan saya posting kali ini.
Jika sobat melihat gambar di atas, apa yang terbesit pada pikiran sobat??
Gambar pornooo??
BUKAAANNN

Lebih tepatnya gambar orang buang hajat di sungai dan beberapa gambar sungai yang tercemar. Lalu apa hubungannya dengan artikel yang saya postingkan kali ini??

Tentu ada hubungan yang sangat signifikan. Potret seperti ini masih banyak ditemukan di negara kita. Di tengah- tengah situasi para wakil rakyat yang meributkan renovasi toilet, ternyata masih banyak saudara- saudara kita yang buang air besar di sungai.

Lalu siapa yang salah?? Pemerintah atau rakyatnya??
Sebenarnya tidak ada yang salah di sini, dan juga tidak ada yang benar.
Kenapa??

Jika kita tinjau dari perilaku masyarakat BAB di sungai kita bisa mendapatkan dua masalah besar :
1. Tidak mempunyai jamban
2. Tidak terbiasa BAB di jamban

Masalah pertama yaitu tidak mempunyai jamban, merupakan masalah klasik yang terjadi di masyarakat. Seperti yang kita ketahui membangun jamban beserta septictank bukan barang yang murah. Bagi mereka masyarakat dengan ekonomi di bawah rata- rata akan lebih memilih membuat jamban bersama di pinggir sungai atau membuat jamban mandiri tanpa septictank sehingga limbah mereka dialirkan langsung ke sungai.Untuk masalah ini sebagian Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan mengatasinya dengan cara memberi bantuan pembuatan jamban. Namun ada juga daerah yang berinisiatif sendiri membuat semacam tabungan untuk pembuatan jamban.

Masalah kedua yaitu tidak terbiasa BAB di jamban.Ini adalah masalah yang gampang- gampang sulit untuk ditangani.
Kenapa??Karena hal tersebut menyangkut suatu kebiasaan. Kalau sudah menjadi suatu kebiasaan sangat sulit untuk men'cut'nya dan membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Akan menjadi suatu hal yang sia- sia jika dalam mengatasi hal tersebut kita langsung membangunkan mereka sebuah jamban tanpa dibarengi sebuah edukasi dan promosi kesehatan. Percuma mereka dibangunkan sebuah jamban, tapi mereka tidak terbiasa dan tidak mempunyai kesadaran untuk BAB di jamban.

Jika kita melihat dari kedua pokok masalah tersebut kita tidak bisa langsung menyalahkan salah satu pihak baik itu masyarakat atau pemerintah. Di satu sisi pemerintah sudah berusaha memberikan bantuan sarana prasarana, namun di satu sisi masyarakat yang ogah untuk memanfaatkan sarana prasarana tersebut. Maka, singkatnya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, penyediaan fasilitas kesehatan harus dibarengi oleh peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat dalam penggunaan fasilitas tersebut.

Template by:
Free Blog Templates